Halaman

Sabtu, 04 Februari 2012

Fanfiction Painting with my Camera part 3



Author: Annisa Cullen

Disclamer:
Semua karakter di dalam cerita ini adalah murni imajinasi dari author dan bukan karakter yang sesungguhnya. Nama-nama artis yang tertera hanyalah pinjaman semata. so don’t bashing and flaming, this only fiction.

Perhatian fanfiction ini hanya untuk dibaca bukan untuk di plagiat, jadi bagi para plagiaterz saya mohon enyahlah dari sini sekarang juga. Be a Creative, seseorang tidak akan maju kalau hanya selalu meniru tanpa bekerja keras.

Cast:
Kim Soo Hyun as Park Soo Hyun
Ham Eun Jung (T-Ara) as Ham Eun Jung
Ok Taecyeon (2PM)
Park Shin Hye
Jung Yong Hwa (CNBlue)
Hyomin (T-Ara)
Wooyoung (2PM)
IU / Lee Ji Eun
Park Ji Yeon (T-Ara)
Bae Suzy (Miss A) as Jung Su ji

baca juga part dibawah ini


~Beberapa hari yang lalu~
~Cafe D’Java~

Shin Hye sedang memutar-mutar sendok kecil ke dalam cangkir mocha latte miliknya. Siang ini dia ada janji bertemu dengan Jung Yong Hwa kekasihnya. Sebenarnya mereka sudah sering bertemu di kantor, tapi sayangnya mereka tidak bisa leluasa dalam berkomunikasi secara pribadi bila berada dikantor.

Oleh sebab itu Yong Hwa selalu mengajak Shin Hye untuk makan siang bersama di luar. Karena perbedaan posisi dan devisi, Shin Hye yang sebagai stylist dan Yong Hwa sebagai Direktur membuat hubungan mereka sedikit sulit untuk dijalani. Maklum mereka kan sama-sama sibuk dan berada ditempat kerja yang sama pula.

Saat itu Yong Hwa sedang mengadakan meeting bersama staf pemasaran, untuk membahas tentang angka penjualan Styles magazine yang menurun. Oleh sebab itu Yong Hwa sedikit terlambat untuk menemui Shin Hye.

Shin Hye menopang dagunya bosan sambil terus mengaduk-aduk mocha lattenya. Tapi ekspresinya berubah senang saat melihat dari jendela cafe Yong Hwa sedang berlari terburu-buru memasuki cafe.

Yong Hwa memasuki cafe sambil mengedarkan pandangannya mencari Shin Hye, dia tersenyum senang saat menemukan keberadaan Shin Hye. Cafe ini adalah tempat favorit mereka, Shin Hye dan Yong Hwa akan selalu bertemu atau membuat janji di tempat ini. Mereka pun akan selalu memilih meja yang sama, satu meja dipojokan dekat jendela.

“Mian, membuat mu menunggu lama.” Ujar Yong Hwa sambil duduk di hadapan Shin Hye.

“Ghwencana, lagipula belum terlalu lama kok. Bagaimana meetingnya?”

“Buruk...angka penjualan bulan ini turun drastis, aku bingung bagaimana harus melaporkan hal ini pada Abojie. Aku tidak bisa membayangkan wajah kecewanya saat dia tau.” Jelas Yong Hwa pada Shin Hye. Ayah Yong Hwa adalah Presdir dari Style Magazine.

“Kau sudah bekerja keras selama setahun ini di Style, ayah mu juga pasti menghargai hal itu.” Shin Hye menggenggam tangan Yong Hwa memberi semangat.

“Gomawo, Tapi dari rapat tadi ada sedikit titik terang yang kami dapat. Aku harap itu bisa membuat keadaan menjadi lebih baik.”Yong Hwa menepuk tangan Shin Hye sambil tersenyum.

“Jinjaa, apa itu?” Ucap Shin Hye penasaran.

“Kami mendapat kontrak kerja eksklusif dengan fotografer termuda berbakat, yang namanya sudah dikenal di kanca dunia.”Yong Hwa terlihat bersemangat saat menjelaskan titik terang yang mereka dapat.

“Fotografer termuda? Memang seberapa muda dia?” tanya Shin Hye penasaran.

“Dia seumuran dengan Soo Hyun-ah dongsaeng mu.”

“Mwo? Yang benar saja masa semuda itu dia sudah terkenal sampai ke mancanegara sih, memang siapa fotografer itu?” tanya Shin Hye antusias.

“Namanya EJ Lim.”

“Ya Tuhan...jangan bilang kau bekerja sama dengan EJ Lim fotografer ternama yang membuat debutnya di Amerika. Bagaimana bisa?” Rahang Shin Hye sampai terbuka lebar saking terkejutnya.

“Ya, aku juga tidak percaya saat mendengarnya tadi. Ternyata dia menerima tawaran kerja yang kami kirim lewat e-mail beberapa bulan yang lalu. Kau tahu sangat sulit mendapat kontrak kerja dengannya, aku dengar dia menolak tawaran kontrak BAZAAR Amerika dengan mudahnya. Aku heran kenapa dia menerima tawaran kami ketimbang majalah terkemuka seperti BAZAAR.” Pikir Yong Hwa sambil memegangi dagunya.

“Ternyata EJ Lim masih berumur sekitar 17 tahun, aku tidak percaya hal itu. Aku kira umurnya tidak jauh beda dengan ayah ku.” Ucap Shin Hye masih dengan nada terkejut.

“Tidak heran kau berfikir seperti itu, EJ Lim memang orang yang misterius. Orang-orang yang bekerja dengannya saja harus mengikat kontrak kerahasiaan. Mereka tidak boleh membocorkan siapa dia sebenarnya pada publish. Benar-benar orang yang rumit dan misterius.” Kata Yong Hwa sambil menggeleng.

“Kau tidak akan menyesal bekerja sama dengannya, Karya-karyanya sungguh sangat mengagumkan. Bahkan orang biasa pun bisa dia sulap menjadi model profesional hanya dengan kameranya. Aku dengar apapun yang dia foto akan selalu menjadi hits dan populer. Dia akan sangat membantu bagi Style. Aku jadi tidak sabar untuk tahu seperti apa orangnya. Kapan dia sampai di Korea?”Ucap Shin Hye semakin bersemangat, Karena ayahnya yang seorang photografer
Shin Hye selalu update tentang berita dalam dunia photograpy.

“Entahlah, dia tidak memberi tahu lebih lanjut tentang kedatangannya. Sepertinya dia ingin merahasiakan kedatangannya ke Korea sampai pemotretan pertamanya berlangsung.” Ujar Yong Hwa sambil mengangkat kedua bahunya.

“Bagaimana kita tahu dia sudah berada di Seoul, kalau dia merahasikan kedatangannya?”

“Sudah ku bilang dia orang yang rumit dan misterius, yang perlu kita lakukan hanya menunggu kabar darinya dan mengikuti apa maunya. Semoga saja dia orang yang mudah untuk diajak bekerja sama, Style benar-benar berharap banyak padanya.” Ucap Yong Hwa penuh harap sambil meminum mocha latte milik Shin Hye.

“Yaa... itu mocha latte ku!!” Tegur Shin Hye dengan bibir cemberut.

Yong Hwa hanya tersenyum lebar sambil menatap Shin Hye, matanya berkedip dua kali. Sementara bibir atasnya dihiasi oleh buih dari mocha latte yang tadi di minumnya (so cute). Melihat hal itu Shin Hye jadi tertawa geli.

"Kau ini seperti anak kecil saja" Shin Hye tertawa geli melihat tinggak kekanakan Yong Hwa sambil memukul bahunya pelan.

"Apa kau tidak pernah menonton drama Secret Garden, adegan ini sangat terkenal. Seorang yeoja meminum mocha latte dan meninggalkan buih di mulutnya kemudian pasanganya akan mencium si yeoja untuk menghapus buih di mulutnya." ujar Yong Hwa sambil tersenyum jail.

"Kau hapus saja sendiri buih di mulut mu dengan tissue kenapa harus repot." jawab Shin Hye cuek karena sudah tau apa maksud Yong Hwa.

"Andwee...aku ingin kau yang menghapusnya kaja.." Ujar Yong Hwa sambil mendesak seperti anak keci. Siapapun orang yang mengenal Jung Yong Hwa pasti tidak akan menyangka dia akan bersikap begitu manja dan kekanakan di depan pacarnya. Dia memang hanya akan menunjukan sikap itu pada seseorang yang membuatnya nyaman.

"Aish kau ini seperti anak kecil, baiklah akan aku hapus." Ujar Shin Hye menyerah.

Yong Hwa menyodorkan mukanya bersiap-siap, kemudian Shin Hye mendekatkan wajahnya perlahan kearah Yong Hwa seakan mau mencium. Dan taraaaam Shin Hye pun mengusap buih di mulut Yong Hwa dengan tissue.

"Yaa...kenapa kau malah menghapusnya dengan tissue." Ujar Yong Hwa kecewa.

Shin Hye tertawa geli melihat ekspresi kecewa Yong Hwa. Mereka berdua menikmati susana cafe D'Java dengan ceria layaknya sepasang kekasih yang sedang dimabuk kasmaran.(beuh bahasanya dimabuk ckckck)


******


~Kirin Art School~

Pagi itu Soo Hyun berjalan menuju kelasnya sambil menguap lebar. Dia masih merasa mengantuk karena harus bangun pagi-pagi sekali untuk pergi ke sekolah. Sebenarnya tidak biasanya dia bangun sepagi ini untuk pergi ke sekolah, kalau bukan karena dia tidak ingin bertemu dengan Ham Eun Jung gadis aneh yang kini mulai tinggal di rumahnya dia tidak akan pernah mau untuk bangun pagi. 

Soo Hyun pergi pagi-pagi sekali sebelum semua orang bangun. Dia malas untuk bertemu dengannya malas, kesal, bercampur dengan malu. Malas karena dia harus meminta maaf padanya soal tuduhannya kemarin. Kesal karena Eun Jung memanggilnya kecoa. Dan malu karena kebodohan dia menuduh Eun Jung sebagai ibu tirinya.

“Soo Hyun Sunbhe...!!” seorang gadis dengan nada suara manja memanggil nama Soo Hyun.
Saat Soo Hyun berbalik dia kaget melihat seorang gadis yang menurutnya mengganggu. Dengan reflek dia kemudian berlari menjauhi gadis itu, tapi ternyata gadis itu malah ikut berlari mengejarnya.

“Yaa!! Sunbhe...kenapa kau malah lari.” Teriak gadis itu sambil berusaha menyusul Soo Hyun dengan langkah kecilnya.
Soo Hyun pun bersembunyi di toilet pria untuk menghindari gadis itu.

“Dia tidak akan berani mengejar ku sampai ke sini.” ujar Soo Hyun sambil bernafas lega.

“Sedang apa kau?” tanya seseorang disamping Soo Hyun. Pria itu menatap Soo Hyun yang sedang mengintip keluar pintu Toilet.

“Aghhh...” Teriak Soo Hyun kaget sambil memegang dadanya.

“Yaa..kenapa kau berteriak seperti itu, kau membuat ku kaget.” Ujar pria itu sambil memegang dadanya juga. Gerakannya sama persis seperti Soo Hyun.

“Yang seharusnya kaget itu aku, kau tiba-tiba saja mucul di depan ku bagaimana aku tidak kaget hah.” Soo Hyun berteriak kesal.

“Aku hanya penasaran kau sedang menghindar dari siapa lagi sih?” Pria itu berkata sambil tersenyum tengil.

“Kau bertanya seolah-olah aku bermasalah dengan setiap orang, tuh kau lihat saja sendiri diluar.” Soo Hyun menunjuk dengan dagunya ke arah pintu luar. Di luar Toilet pria seorang gadis manis berambut panjang dengan mata bulat sedang celingak-celinguk mencari seseorang.

“Ahh.. Park Ji Yeon, ku kira kau menghindari siapa ternyata dia toh.” Kata si pria seakan hal itu sudah biasa terjadi.

“WooYoung kau bisa bantu aku kan, tolong alihkan perhatian Ji Yeon ajak dia ke kelasnya atau kemana lah biar aku bisa kabur darinya.” Soo Hyun memohon sambil menarik baju WooYong dan memberikan ekspresi mata anjing pada WooYoung. Pria yang di panggil Wooyoung itu adalah teman terdekat Soo Hyun di kelas.

“Shiro, kau yang menghindar dari dia kok aku yang repot. Kau urus saja sendiri fans fanatik mu itu.”

“Ayolah bantu aku kita kan sudah lama berteman.”

“Justru karena aku teman mu, aku tidak ingin membantu.”

“Ish... teman macam apa kau ini tidak mau membantu teman lain yang sedang kesusahan.” Cibir Soo Hyun sambil bersungut kesal.

“Lain soalnya jika teman mu itu Park Soo Hyun si raja pembuat onar.” WooYoung pun berjalan melewati  Soo Hyun yang bermuka kesal. Tiba-tiba saja Soo Hyun teringat sesuatu yang menurutnya bisa menjadi kartu mati WooYoung.

“Baiklah kalau begitu akan ku adukan pada IU kalau kau kemarin pergi bersama Tiffany untuk menonton konser 2PM.”

Saat WooYoung hendak keluar tiba-tiba saja dia menghentikan langkahnya seakan dia menjadi beku karena kata-kata Soo Hyun barusan. Sebenarnya WooYoung adalah tipe pria dengan banyak wanita, tapi tentu saja dia hanya mencintai satu orang wanita yaitu IU kekasihnya selama setahun ini. Cuman sayangnya kebiasaan jelek WooYoung sebagai Play Boy ternyata tidak bisa di hilangkan dengan mudah.

WooYoung menghadap Soo Hyun dan memandangnya dengan pandangan menusuk ingin membunuh.

“Jangan menatap ku dengan tatapan penuh cinta begitu, aku jadi merinding. Sudah terima nasib saja, bantu aku atau kartu joker mu terungkap.” Ancam Soo Hyun dengan senyum jailnya.

Wooyoung memutar bola matanya dan menghela nafas pasrah. Akhirnya dia pun bersedia membantu Soo Hyun.


*****


Suasana di kelas A3 pagi itu sudah lumayan ramai dipenuhi murid-murid yang sedang asik dengan aktifitasnya masing-masing. Di bangku kedua jajaran pertama IU sedang menatap cermin kecil segi empat yang selalu dibawanya kemana-mana.

“Aigo, kelihatanya berat badan ku mulai naik lagi nih.” Ujar IU sambil menatap cermin dan menggembungkan pipinya. Dia mengecek tiap sudut pipinya yang menurutnya jadi tambah tembam.

“Sudah ku bilang kau jangan makan Galbi terlalu banyak kau malah makan juga, di waktu malam lagi. Rasakan sendiri akibatnya.”ucap Suzy tanpa menatap IU. Suzy duduk di bangku samping sedang menopang dagu sambil membaca majalah Style.

“Bagaimana mungkin anak pemilik kedai galbi tidak makan galbi itu kan aneh.” IU membela dirinya pada Suzy.

“Itu sih terserah kau saja, kalau kau mau berat badan mu seperti dulu lagi tidak masalah.” Kata Suzy masih tetap fokus membaca. Suzy mengingatkan akan berat badan IU yang dulu pernah gendut.

“Baiklah kalau begitu besok aku akan mulai diet dan jalan kaki dari rumah sampai sekolah.” Ujar IU sambil mengepalkan kedua tangannya bersemangat. Tapi ternyata Suzy masih saja terus membaca majalah dan tidak mempedulikan IU yang bersemangat berdiet.

“Ish...kau ini, bukannya menyemangatiku malah diam saja. Sebenarnya majalah apa sih yang kau baca sini lihat.” IU merebut majalah yang di baca Suzy dan melihat cover depannya.

“Style... majalah ini kan tidak menarik untuk apa kau baca majalah ini?”

“Iya majalah tidak menarik inilah yang membiayai sekolah ku sampai sekarang.” Jawab Suzy sambil merebut majalahnya dari IU. Suzy berbicara tanpa nada emosi sedikit pun.

“Oiya aku lupa keluarga mu kan yang menerbit kan Style, mianhea Suzy-ah tapi jangan menyalahkan aku bukan Cuma aku saja yang menyebut majalah ini tidak menarik kok.” Sudah menyinggung masih saja IU membela diri dengan polosnya.

Tiba-tiba saja Soo Hyun berlari memasuki kelas dengan tergesa-gesa dia kemudian duduk di bangku belakang Suzy sambil
mengatur nafasnya yang terengah-engah.

“Kau kenapa sih seperti habis di kejar setan saja?” tanya IU sambil menatap heran Soo Hyun yang tiba-tiba saja datang.

“aku...itu...hufff...” Soo Hyun masih berusaha mengatur nafasnya.

“Tidak usah ditanya, paling juga dia habis di kejar fans setianya itutu Park Ji Yeon.” Timpal Suzy tidak heran karena sudah terbiasa dengan kejadian ini setiap harinya.

“Fyuh...untung saja tadi aku bertemu Wooyoung jadi bisa menyuruhnya merayu Ji Yeon dan kabur. Kalau tidak, sudah dipastikan nanti siang aku akan di gelayuti olehnya terus.” Ucap Soo Hyun sedikit keceplosan tentang WooYoung yang merayu Ji Yeon.

“MWO?” Teriak IU sambil berdiri dari kursinya.

Suzy dan Soo Hyun hampir melompat dari kursinya karena kaget mendengar suara keras IU.

“Apa yang kau bilang tadi, Wooyoung kau suruh merayu Park Ji Yeon? Yaa Soo Hyun-ah apa kau gila, itu sama saja memberikan permen pada seorang maniak permen.” muka IU tampak memerah karena kesal.

“Upps...keceplosan.” Soo Hyun menutup mulutnya, dia lupa kalau hal ini harus dirahasiakan dari IU kekasih WooYoung.
Suzy hanya menggelengkan kepalanya merasa pusing dengan tingkah teman-temannya.

Tiba-tiba saja orang yang dibicarakan tadi datang melenggang memasuki kelas dengan santainya menuju tempat duduknya yang berada di sebelah IU. Wooyoung tersenyum, memperlihatkan senyum maut mematikanya yang melemahkan setiap hati wanita. Biasanya IU bisa terhipnotis dengan senyuman itu tapi tidak hari ini.

“Anyeong Jaghi, saranghe.” WooYoung mendekati IU sambil memperlihatkan bentuk hati dengan tangannya di dada.

Tanpa merespon IU hanya menatap WooYoung dengan pandangan membunuh, seakan dimatanya terlihat bara api.
Melihat tingkah IU yang seperti itu WooYoung heran dan merasakan firasat buruk. Dia lalu menatap kearah Soo Hyun, yang tiba-tiba saja menutup seluruh wajahnya dengan majalah Style seakan serius membaca padahal majalah yang dibacanya itu terbalik.

“Yaaa Park Soo Hyun aku akan membunuh mu.” WooYoung sudah dapat menebak apa yang terjadi sekarang. Soo Hyun bergidik di balik majalahnya.

“Sebelum kau membunuh Soo Hyun aku yang akan membunuh mu terlebih dulu Jang WooYoung.” Teriak IU dari belakang WooYoung dengan api yang berkobar di sekelilingnya.

“Jaghi...aku bisa menjelaskan semuanya, ini tidak seperti yang kau kira. Aku waktu itu hanya mengajak Tiffany sebagai kakak mengajak adiknya menonton konser 2PM.” Ternyata WooYoung salah paham dan mengira yang di ceritakan Soo Hyun adalah tentang Tiffany bukan tentang Ji Yeon.

“Mwo, Tiffany? kau mengjak Tiffany ke konser 2PM.hwaaaawaa....” Tangis IU meledak dengan kerasnya bagai bom atom Hiroshima.

“Bahkan aku saja tidak pernah sedikitpun kau ajak ke konser 2PM sementara Tiffany dengan mudahnya kau ajak. Setelah Ji Yeon dan Tiffany lalu siapa lagi hah? Hwawawa” IU menangis sesegukan sambil berteriak kesal menginjak-injakan kakinya ketanah seperti anak kecil.

“Aku bahkan menurunkan berat badan ku dan sengsara menahan lapar ku saat di rumah tersedia begitu banyak daging di depan mataku. Sementara kau malah enak-enakan diluar sana bersama gadis lain.Hwawawa...” IU kembali menangis kali ini semakin kencang.

Kegaduhan itu membuat seluruh isi kelas menatap IU dan Wooyoung. Sebenarnya keributan seperti ini memang sudah biasa terjadi di kelas A3. Bagaimana tidak Mr. Play Boy a.k.a Jang WooYoung, King of Trobelmaker a.k.a Park Soo Hyun, Miss IUnivers a.k.a Lee Ji Eun, dan Ratu es a.k.a Jung Su Jie. Keempat murid berkepribadian complicated berkumpul menjadi satu di satu kelas yang sama gimana tidak ribut coba.

Tiba-tiba bel kelas berbunyi pertanda akan dimulainya jam pelajaran.

Beberapa menit setelah bel berbunyi Guru Shin memasuki kelas bersama seorang gadis berkacamata tebal.

“Anyeong...” sapa Guru Shin Seok Ho Pria paruh baya berpenampilan sederhana, pada semua muridnya di depan kelas.

“Anyeonghaseo Sunsengnim.” Jawab sebagian murid.

Karena beberapa murid masih sibuk dengan urusannya masing-masing, siapa lagi kalau bukan IU dan WooYoung. IU masih ngambek dan memanyunkan bibirnya ekstrim. Sementara WooYoung masih memelas memohon-mohon agar IU memaafkannya dengan menarik-narik baju IU dan memasang mata kucing padanya.

“Yaa Jang WooYoung kenapa kau berlutut di samping bangku Lee Ji Eun, cepat kembali kebangkumu sendiri!” Tegur Guru Shin pada WooYoung yang dengan terpaksa Wooyoung kembali kebangkunya sendiri.

“Wah, Park Soo Hyun ada apa gerangan kau sudah hadir di kelas sepagi ini?” Tanya Guru Shin pada Soo Hyun karena tidak biasanya Soo Hyun hadir di kelas tepat waktu. Guru Shin melihat ke banggu Soo Hyun yang berada di belakang bangku Suzy.

“Apa kau kemarin tidak pulang dan menginap di sekolah hah?” Semua murid tertawa mendengar ledekan guru Shin pada Soo Hyun.

Sementara Soo Hyun sendiri ternyata sedang tertidur pulas dengan majalah style yang terbalik menutupi wajahnya. Ternyata karena menghindari tatapan mematikan WooYoung tadi dia sampai tertidur dengan posisi kepala yang bersandar kebelakang dengan majalah yang menutupi wajahnya.

“Kelihatanya orang yang Sunsengnim bicarakan tidak mendengarkan.” Ucap Suzy, tanpa ada niat untuk membangunkan Soo Hyun dan menyuruhnya sadar.

Suzy mengambil majalahnya yang dipakai Soo Hyun untuk menutupi wajah. Dan taram, ekspresi tidur Soo Hyun yang memalukan terlihat dengan mulut yang terbuka lebar dan kepala yang terjulur kebelakang otomatis membuat semua orang dikelas tertawa melihatnya.

Guru Shin langsung menghampiri Soo Hyun dan memukul kepalanya dengan buku pelajaran yang digulungnya.

“Yaa Noona, tidak bisakah kau tidak selalu memukul ku.” Soo Hyun meringis kesakitan masih dengan mata yang tertutup.

Karena kebiasaan Shin Hye yang selalu memukul kepalanya, tanpa sengaja Soo Hyun mengira orang yang memukulnya adalah Shin Hye noona. Soo Hyun masih fokus dengan rasa sakit dikepalanya dan tidak memperhatikan siapa orang yang memukulnya.

“Apakah aku terlihat seperti noona mu?” Ujar Guru Shin sambil mendekatkan mukanya pada Soo Hyun. Seluruh isi kelas
kembali tertawa.

“Omo?” Soo Hyun tampak kaget sambil memegang dadanya.

“Anyeonghaseo Shin Sunsengnim...” Soo Hyun menyengir memperlihatkan deretan giginya yang putih dan langsung duduk tegak.

“Aish...ada saja ulah yang selalu kau perbuat Park Soo Hyun, tidak bisakah barang sejenak kau tidak membuat ulah.”

Guru Shin lalu kembali kedepan kelas. Sementara Soo Hyun hanya menggaruk-garuk kepalanya masih setengah sadar setengah tertidur.

“Aku sampai lupa, kali ini kita mendapat salah seorang murid baru pindahan dari Bussan. Silahkan, kau boleh memperkenalkan dirimu.” Ujar guru Shin pada gadis itu.

Si gadis tersenyum manis, penampilanya memang sangat ketinggalan jaman dengan rok panjang yang menutupi lutut, kaos kaki panjang sebetis, kacamata minus tebal, rambut pendek yang dihiasi bando bermotif polkadot warna warni. Penampilan seorang gadis desa yang baru saja datang ke kota.

“Anyeonghaseo,  Ham Eun Jung imnida banggapsimnida.” Gadis itu membungkuk dengan semangat sambil memperlihatkan senyumnya pada yang lain.

Para murid tampak tidak tertarik dengan murid baru ini karena penampilannya yang terlihat kuno. Mereka hanya merespon sekenanya. Tapi tidak dengan Park Soo Hyun, pria itu langsung berdiri dari kursinya dan terkejut saat mendengar nama gadis itu terucap. Dia menatap terkejut dengan penampilan si gadis yang tampak berubah drastis dari pertemuan pertama mereka.

“Yaa Kau.” Teriaknya sambil menunjuk kearah murid baru itu.
Lagi-lagi mata semua murid tertuju pada Park Soo Hyun dan kali ini gadis itu mulai medapat perhatian dari seluruh kelas.

~ToBeContinued~

Annyeong Yorobun...
Jeongmal mianhada aku baru bisa post part 3 skrg soalnya lagi mandet ide nich kebanyakan mkan ikan (apa hubungannya coba).
Gimana menurut kalian chingu part kali ini?
aku masukin couple" kesukaan q nich hehe mian ya klo jelek n ada yg gak suka
butuh kritik n saran dr kalian slhkan comment n like yu >_<



Jang Woo Young and IU

Jung Yong Hwa and Park Shin Hye

Suzy (Miss A) as Jung Su Ji

Park Ji Yeon