Author:
Annisa Cullen
Disclamer:
Semua karakter di dalam cerita ini adalah murni
imajinasi dari author dan bukan karakter yang sesungguhnya. Nama-nama artis
yang tertera hanyalah pinjaman semata. so don’t bashing dan flaming, this only
fiction.
fanfiction ini hanya untuk dibaca bukan untuk
di plagiat, jadi bagi para plagiaterz saya mohon enyahlah dari sini sekarang
juga. Be a Creative, seseorang tidak akan maju kalau hanya selalu meniru tanpa
bekerja keras.
Cast:
Kim Soo Hyun as Park Soo Hyun
Ham Eun Jung (T-Ara) as Ham Eun Jung
Ok Taecyeon (2PM) as Ok Taecyeon
Ahn Seo Hyun as Park Seo Yoon
Park Shin Hye as Park Shin Hye
Park Hyomin (T-ara) as Park Hyomin
“Anyeonghaseo... Ham Eun Jung imnida. Aku
adalah keluarga baru kalian.” Ujar gadis itu sambil tersenyum penuh semangat.
“Mwo?!” Jawab Soo Hyun dan Shin Hye
berbarengan. Shin Hye sampai tersedak dan Soo Hyun sampai menyenggol gelas
berisi air di sampingnya. Sementara Seo Yoon bersikap tidak peduli dan terus
melanjutkan makannya.
“Memangnya ayah kalian tidak memberi tahu sebelumnya?”
Eun Jung menatap heran dengan ekpresi terkejut mereka.
*****
“Huk...Uhuk... Apa maksud mu dengan kau
keluarga baru kami?” Tanya Shin Hye sambil terbatuk karena tersedak.
Soo Hyun mulai berfikir ngelantur, melihat dari
cara gadis ini memperlakukan Seo Yoon dan memasakkan dia makanan juga perhatian
dia kepada seo Yoon. Jangan-jangan ayahnya berniat untuk menikah lagi dengan
gadis ini. Soo Hyun mulai membelalakan mata seolah baru menyadari kemungkinan
itu.
“Jangan bilang kau adalah Omma baru kami.”
tuduh Soo Hyun tiba-tiba.
Shin Hye menyemburkan air yang sedang di
minumnya. Sedangkan Seo Yoon masih tetap tidak peduli dan berkonsentrasi dengan
makanannya.
“Mwo?” Kali ini Eun Jung yang terkejut dengan
ucapan Soo Hyun.
“Apa maksud mu dengan ibu baru? Umur dia bahkan
lebih muda dari ku.” Jawab Shin Hye masih dengan ekspresi terkejut.
“Dari cara dia memperlakukan Seo Yoon tadi,
sama persis seperti seorang ibu yang menaruh perhatian pada anaknya. Sudah
mengaku saja, kau ingin menipu ayah ku dan menikahinya untuk merebut hartanya
kan.” Tuduh Soo Hyun sambil menunjuk jari tangannya pada Eun Jung.
Awalnya Soo Hyun mengira bahwa Eun Jung akan
menangis karena dia membekap mulutnya dengan kedua tangan. Tapi ternyata Eun
Jung membekap mulutnya bukan untuk menangis melainkan berusaha menahan
tawa. Karena saking tidak bisa menahanya, Eun Jung pun akhirnya tertawa
terbahak-bahak sambil memegangi perut. Melihat tingkah Eun Jung, Shin Hye dan
Soo Hyun saling pandang heran.
“haa...haa...kau bilang aku adalah calon ibu
kalian...hahaha...yang benar saja...hahaha...” Ucap Eun Jung tidak jelas
membuat Shin Hye dan Soo Hyun semakin heran. Gadis ini benar-benar aneh
bagaimana bisa Appa memilih gadis seperti ini untuk menggantikan Omma. Pikir
Soo Hyun sambil mendelik kesal.
Tiba-tiba saja suara musik maybe by Sunnye dari
ponsel Soo Hyun berbunyi, di layar ponsel tercantum nama Abojie. Ternyata
ayahnya menelpon langsung dari Amerika.
“Appa...!! apa sih yang Appa pikirkan dengan
memilih gadis ini, umurnya bahkan tidak lebih tua dari ku tahu.” Cerocos Soo
Hyun kesal tampa berbasa basi.
“Apakah kau sudah bertemu dengan Eun Jung-ah?”
tanya ayahnya pada Soo Hyun yang sedikit heran dengan nada bicara Soo Hyun.
“Iya aku sudah bertemu dengannya, Pokonya aku
tidak setuju dia menggantikan Omma!” Ucap Soo Hyun dengan nada tinggi.
“Menggantikan omma, apa maksud mu?” Ayahnya
ikut meninggikan suaranya kaget bercampur heran.
“Loh, bukannya Appa berniat untuk menikah
dengannya kan?” Soo Hyun mulai bingung dengan ucapan ayahnya yang terdengar
tidak tahu apa-apa. Dia mulai berfikir, apa mungkin perkiraannya itu salah.
Gawat kalau misalnya perkiraan dia terhadap Eun Jung ternyata salah.
“Bichosso...!” Ayahnya berteriak keras campuran
antara marah dan kaget. Soo Hyun yang mendengarnya langsung menjauhkan
telinganya dari ponsel.
“Ada apa dengan mu sampai kau berfikir yang
tidak-tidak seperti itu tentang dia hah!” ucap ayahnya masih dengan nada suara
yang keras.
“Apa kau langsung menuduh dia apa Eun Jung-ah
tahu kau menuduhnya seperti itu?”
“Nee...”Jawab Soo Hyun lirih, dengan nada
bersalah campur malu.
“Aish...Pabo chorom! Cepat minta maaf padanya,
dia itu anak dari sahabat Appa di Amerika. Ommanya adalah sahabat dari almarhum
Omma mu dulu. Karena dia tidak memiliki sanak saudara di Korea Ommanya
menitipkan dia pada Appa. Jadi untuk sementara waktu dia akan tinggal bersama
kalian. Tapi kau malah menuduhnya yang bukan-bukan. Dasar ceroboh, kau terlalu
sering menonton drama.” Jelas ayahnya sambil memarahi Soo Hyun.
“Itu juga kan salah Appa, kenapa Appa tidak
memberitahu ku sebelumnya. Kalau Appa memberitahu, hal ini pasti tidak akan
terjadi.” Ucap Soo Hyun membeladiri.
“Apa maksud mu Appa tidak memberi tahu,
beberapa jam yang lalu Appa sudah memberitahu Seo Yoon tentang kedatangan Eun
Jung. Apa Seo Yoon tidak memberitahumu dan Shin Hye?”
“Mwo? Dia tidak memberitahu apapun.”
“Seo Yoon-ah...!! Kenapa kau tidak memeberi
tahu Oppa tentang pesan Appa!” Soo Hyun menatap Seo Yoon kesal.
“Oppa tidak bertanya pada ku sebelumnya.” Jawab
Seo Yoon polos tampa dosa sambil mengunyah makanan yang memenuhi mulutnya. Soo
Hyun bersungut kesal pada maknaenya
itu.
“Soo Hyun-ah, cepat berikan ponsel mu pada Eun
Jung. Appa ingin bicara padanya!” Ucap ayahnya tegas.
Soo Hyun menyodorkan ponselnya pada Eun Jung,
yang langsung Eun Jung terima. Wajah Eun Jung masih tersenyum geli melihat
ekspresi Soo Hyun yang merasa bersalah bercampur malu.
“Yeoboeseyo...” Eun Jung menjawab telponnya.
“Eun Jung-ah, Aku benar-benar minta maaf karena
Soo Hyun sudah menuduh mu yang bukan-bukan. Dia memang terkadang bodoh dan
tidak berpikir panjang tapi dia sebenarnya anak yang baik. Mian, atas kesalahan
Soo Hyun-ah ya...”
“Ghwencana, aku menyukai keluarga Ajushi,
mereka sangat menyenangkan dan membuat ku tidak berhenti tertawa. Aku rasa
aku akan senang tinggal disini. Ajushi, you have a good family.” Puji Eun Jung.
Dia memang menyukai keluarga ini. Karena dia berpikir mungkin akan menarik
tinggal dengan keluarga seramai ini. Eun Jung berfikir seperti itu karena dia
adalah anak satu-satunya. Ayah dan ibunya sangat menyayangi Eun Jung mereka
begitu menyayanginya karena kelahiran Eun Jung sangat di nanti-nanti selama
sepuluh tahun pernikahan keluarga Ham.
“Haha...terima kasih Eun Jung-ah kau membuat ku
tersanjung. Tapi aku senang kalau kau menyukai mereka, aku harap kau betah
disana. Jangan sungkan pada mereka anggap saja mereka keluarga mu sendiri.
Boleh aku berbicara pada Shin Hye?”
“Tentu saja..” Eun Jung memberikan ponselnya
pada Shin Hye.
“Nee, Appa...” sahut Shin Hye.
“Shin Hye-ah, Ham Eun Jung-ssi adalah anak dari
sahabat Omma mu dulu dia akan tinggal bersama kalian untuk sementara waktu. Dan
Karena usianya masih 17 tahun dia masih diwajibkan untuk bersekolah, jadi Eun
Jung akan bersekolah di sekolah yang sama dengan Soo Hyun. Appa harap kalian
bisa bersikap baik padanya. Appa rasa hanya segitu pesan Appa pada kalian,
jangan lupa kau ingatkan Soo Hyun untuk meminta maaf padanya. Appa harus
kembali bekerja, soalnya pemotretan kali ini out door jadi Appa harus
berpindah-pindah tempat. Sepertinya Appa akan sedikit jarang menghubungi
kalian. Dan jangan lupa jaga diri kalian, jangan lupa makan dan tidurlah tepat
waktu.” Jelas Ayahnya panjang lebar, sementara Shin Hye hanya tersenyum
mendengar perhatian ayahnya terhadap mereka.
“Appa ini cerewet sekali. Iya kami akan menjaga
diri, tenang saja. Dan masalah Eun Jung-ssi Appa tidak usah khawatir kami akan
menganggapnya seperti keluarga kami sendiri.” ujar Shin Hye sambil tersenyum.
“Haha...kalau saja Omma mu masih ada pasti dia
yang lebih cerewet dari Appa. Yasudah Appa harus memutus sambungannya sekarang.
Sharangheyo.”
“Saranghe Appa...” Ucap Shin Hye tulus, dan
sambungan pun terputus.
*****
~New York City, Amerika
Serikat~
Siang itu di pusat Kota New York Amerika
Serikat, seorang pria berkebangsaan Korea sedang berbincang di sebuah Coffee
Shop bersama seorang temannya. Sementara para gadis disekitarnya berbisik
membicarakan orang Korea itu sambil tertawa genit.
“Hei lihat bukan kah itu Ok Taecyeon model
sekaligus repper itu kan.” Bisik seorang gadis pada temannya yang berada di
bangku sebelah Taecyeon.
“Iya benar, aku baru sadar ternyata dia aslinya
lebih keren dari pada di majalah. Lihat badannya, ya Tuhan ototnya benar-benar
terbentuk sempurna.” Timpal gadis bule berambut pirang di sebelahnya sambil
menahan jeritan.
“Terus siapa gadis di sebelahnya, apa dia
pacarnya? Sayang sekali kalau dia sudah punya pacar.”Gadis-gadis di Coffee Shop
mulai berbisik ribut sambil memandangi Taecyeon dengan penuh kagum. Sementara
orang yang dibicarakan tidak peduli dengan keadaan sekitarnya dan malah asik
berbicara dengan temannya.
“Ayolah Hyomin-ah katakan pada ku dia pergi
kemana?” Tanya Taecyeon pada Park Hyomin temannya.
“Sudah ku bilang aku tidak tahu, kenapa kau
masih tidak percaya juga sih.” Ucap Hyomin gadis eksentrik berpenampilan cantik
itu.Park Hyomin adalah seorang desainer Korea yang namanya sudah dikenal di
dunia Barat.
“Bohong, Kau itu sahabatnya mana mungkin kau
tidak tahu.” Ucap Taecyeon tidak percaya.
“Aku ini sahabatnya bukan GPSnya. Jadi mana
mungkin aku tahu dia berada dimana. Sudahlah aku sibuk, aku harus merancang
gaun pengantin untuk pernikahan putri perdanamentri. Thanks, atas traktiranya.”
Ujar Hyomin sambil bergegas pergi sebelum Taecyeon mencegahnya. Kentara sekali
dia ingin menghindari Taecyeon.
“Aku tidak akan menyerah untuk terus mendesak
mu Hyomin-ah!” Teriak Taecyeon pada sosok Hyomin yang sudah mulai mejauh.
*****
~Beberapa jam kemudian~
~Butik Summit,
Manhattan NYK. Amerika Serikat~
Butik Summit adalah sebuah gedung kecil
berlantai tiga dengan interior klasik. Summit adalah butik ternama di
Manhattan, rancangannya dapat disejajarkan dengan karya-karya besar seperti
Dolce and Gabbana, Chanel, bahkan Gucci. Beberapa artis ternama Hollywod
seperti Kristen Stewert, Ashley Greene, dan Elizabet Reaser bahkan pernah
memakai rancanganya. Summit adalah butik yang khusus mengeluarkan rancangan
karya-karya Park Sun Young atau yang biasa dikenal dengan panggilan Park
Hyomin.
Hyomin berada di lantai dua, sedang merancang
seketsa gaun pengantin di ruang kerjanya. Dia membuat kerangka desain terlebih
dahulu, kemudian dilanjutkan dengan pola bagian gaun . Dan sentuhan akhirnya
dia baru menambahkan warna dan ornamen pada gaun tersebut.
“Ivy tolong ambilkan aku beberapa contoh kain!
Aku perlu memilih bahan apa yang cocok untuk gaun ini.” Perintah Hyomin pada
asistennya Ivana gadis berkebangsaan Jerman yang juga sedang sibuk membuat pola
pada kain untuk gaun yang lain.
Ivana lalu beranjak dari ruangan untuk
mengambil beberapa bahan yang di minta oleh atasanya di lantai tiga tempat
bahan kain dan semacamnya disimpan.
Beberapa menit kemudian seseorang masuk sambil
membawakan contoh kain.
“Ini...” Jawab suara ng-bass sambil menyerahkan
contoh kain ketangan Hyomin.
Hyomin menerima potongan-potongan kain itu
tanpa menoleh, tapi dia merasa heran kenapa suara Ivana yang biasanya terdengar
lembut malah terdengar ngbass seperti suara lelaki.
“Apa kau sakit Ivy, suara mu berubah?” Saat
Hyomin mendongak untuk melihat Ivana dia terlonjak kaget karena Taecyeon sudah
berada dihadapannya sambil tersenyum lebar.
“Ommonie...” Teriak Hyomin kaget. Taecyeon
tertawa terpingkal-terpingkal melihat ekspresi kaget Hyomin. Sementara Hyomin
masih mengelus-elus dadanya menenangkan jantungnya yang berdetak cepat karena
terkejut.
“Apa yang kau lakukan disini bodoh, kau membuat
ku hapir mati jantungan.” Hyomin memukul-mukul Taecyeon kesal karena ulahnya.
“Sudah..sudah...aku minta maaf...aku
minta maaf.” Ujar Taecyeon sambil memohon ampun.
“Dimana Ivy, kenapa kau bisa ada disini hah?”
tanya Hyomin masih dengan nada kesal tapi kali ini dia berhenti memukul.
“Aku menyuruhnya mengerjakan perkejaan lain.”
Ujar Taecyeon acuh. Dia berjalan ke arah patung manekin dan memain-mainkan
tangannya seolah mengajak berdansa.
“Taecyeon-ah aku sekarang sedang sibuk tidak
bisa menemani mu bermain, Jadi pergilah!” Ucap Hyomin seakan Taecyeon adalah
anak kecil yang datang untuk mengajaknya bermain.
“Yaa kau pikir aku anak kecil. Kau sudah tahu
apa maksud kedatangan ku kemari jadi kenapa harus terus menghindari ku sih.”
Lagi-lagi Taecyeon menyengir memperlihatkan deretan gigi putihnya yang rapih
sambil tak berhenti menari dengan manekinnya.
“Akhh...lakukan saja sesuka mu acak-acak saja
butik ku kalau kau mau, aku tidak peduli.” Saking frustasinya Hyomin pun pergi
dari hadapan Taecyeon.
“Yaa...Hyomin-ah kau mau kemana?” tanya
Taecyeon sambil berhenti mengotak atik manekin.
“Ke toilet, apa kau mau mengikuti ku juga
sampai sana hah?!” tantang Hyomin kesal pada Taecyeon.
Taecyeon hanya memberikan senyum lebarnya dan
kembali mengotak atik manekin seperti anak kecil.
Saat di Toilet Hyomin bukannya berniat untuk
buang air, melainkan dia menelepon seseorang melalui ponselnya.
“Ya Minie, ada apa?” jawab seorang wanita dari
sebrang sana.
“EJ, aku sudah tidak tahan. Taecyeon membuat ku
gila, dia terus mendatangi butik ku dan mengikuti kemanapun aku pergi. Belum
lagi para model mu dan orang-orang dari BAZAAR mereka semua mencari mu.” Keluh
Hyomin pada EJ.
“Ternyata dia masih tetap saja keras kepala.
Cobalah untuk bertahan Minie, kau kan sudah biasa menghadapi orang-orang yang mencari
ku seperti itu. Pokonya jangan sampai ada orang yang tahu keberadaan ku. .”
Ujar EJ dengan nada tenang tapi terdengar mengancam.
Hyomin tahu betul apa yang akan di lakukan EJ
padanya, Imajinasinya mulai berkembang dan dia mulai membayangkan EJ yang
mencekik dia di catwalk saat peragaan busananya berlangsung. Hal itu
membuat bulu kuduknya merinding, dia bergidig membayangkan hal itu terjadi dan
berusaha menepis bayangan itu dengan menggelengkan kepalanya dan
mengibas-ngibas tangan di atas kepalanya.
“Terus aku harus bagaimana?” Keluhnya dengan
nada suara manja dan putus asa.
“Yang perlu kau lakukan hanya bersabar dan
tutup mulut mu!” saran EJ yang terdengar tenang tapi mematikan.
“Sebenarnya apa sih yang kau rencanakan? Kau
menerima pekerjaan di majalah Style Korea dan menolak tawaran BAZZAR apa kau
gila. Apa kau tidak tahu majalah itu mendapat predikat buruk karena sekandal
CEOnya dengan seorang model terungkap. Sudahlah sebaiknya kau kembali saja ke
Amerika untuk apa kau berada disana?” Pinta Hyomin pada EJ dengan nada suara
memelas. Yang mengetahui keberadaan EJ memang hanya Hyomin seorang, dia adalah
sahabat terdekat sekaligus orang yang paling EJ percaya.
“Pekerjaan itu membutuhkan tantangan, dan
insting ku mengatakan tantangan itu akan aku dapatkan di Style. Lagi pula aku
kan juga membutuhkan suasana baru, sampai saat yang tepat jangan sampai orang
lain tahu keberadaan ku. Arasso?”Jelas EJ pada Hyomin sambil memberi penekanan
di akhir kalimatnya.
“Saat yang tepat itu kapan, aku sudah mulai
merasa akan gila nih. Kau ini, selalu saja seperti itu kau sih enak tidak harus
menghadapi orang-orang yang selalu datang ke butik ku untuk mencari mu.
Sementara aku harus memikirkan berjuta alasan untuk menghadapi mereka.” Hyomin
gembar-gembor mengeluhkan kekesalannya.
“Saat hasil pemotretan ku selsai semua orang
akan tahu keberadaan ku. Dan kau tidak perlu menutupinya lagi. Jadi
sabarlah...” ujar EJ menenangkan
“Terus sekarang apa yang harus aku lakukan
dengan Taecyeon?” tanya Hyomin benar-benar bingung apa yang harus dilakukannya.
“Ammm...” EJ terdengar sedang berpikir dia juga
sebenarnya bingun harus apa. Tapi tiba-tiba saja EJ tersenyum jail.
“Minie, suara mu terdengar sayup-sayup
sepertinya sinyal di sini jelek. Hallo...hallo...hallo...” Ucap EJ sambil
setengah berteriak. Terdengar sekali bahwa dia sedang berbohong dan mencari
alasan untuk cepat-cepat mengakhiri percakapannya dengan Hyomin. Sambungan
mereka pun akhirnya terputus.
“Hallo EJ, EJ...!! Aish... anak ini sungguh
membuat ku kesal. Aku malah jadi bingung mana yang lebih membuat ku kesal, EJ
atau Taecyeon. Aigho, apa yang harus aku lakukan sekarang kalau begitu..”
Hyomin memasukan Ponselnya ke tas tanganya dan
berniat untuk keluar dari toilet. Dan ternyata, Taecyeon sedang bersandar di
tiang pintu sambil melipat tangannya. Sepertinya dari tadi dia menunggu Hyomin
di depan pintu Toilet.
“Kyaa..!!” Jerit Hyomin sambil tersentak kaget.
“Yaa... Sedang apa kau di depan Toilet
perempuan?” Teriak Hyomin kesal karena dua kali dibuat
kaget.Sepertinya Taecyeon memiliki hoby untuk selalu muncul tiba-tiba.
Tampa mempedulikan amukan Hyomin Taecyeon
tersenyum dan berkata.
“Style Magazine, berarti dia berada di Korea
ya? Terima kasih, atas infonya Hyomin-ah.” Taecyeon pergi meninggalkan Hyomin
dengan senyum puas. Gothca, akhirnya aku tau keberadaan mu, hanya tinggal
masalah waktu saja aku menemukan mu EJ. Ujar Taecyeon dalam hati.
“Mati aku, jangan-jangan dia tadi menguping
pembicaraan ku dengan EJ. Sial, sekarang EJ pasti akan melancarkan ancamannya
pada ku. Dia pasti akan membunuhku. Argh...!!” Hyomin mengacak-ngacak rambutnya
frutasi.
*****
~Seoul, Korea Selatan
(malam hari)~
~Kediaman Keluarga
Park~
Di ruang keluarga, Soo Hyun sedang menemani Seo
Yoon menonton tv. Seo Yoon tidur tengkurap sambil menopang dagu dikarpet dan
menghadap kelayar tv. Sementara Soo Hyun bersandar malas disofa.
“Seo Yoon-ah, ayo tidur nanti kau bisa
terlambat kesekolah besok!” Ujar Shin Hye yang tiba-tiba datang dan duduk di
sofa di sebelah Soo Hyun. Shin Hye sekarang sudah berganti pakaian dengan piama
sutra.
“Iya Onnie sebentar lagi.” Seo Yoon masih tetap
fokus menonton “Running Man” acara tv kesukanya sambil sesekali tertawa karena
adegannya yang lucu.
“Soo Hyun, kau sudah minta maaf pada Eun
Jung-ssi belum?” tanya Shin Hye saat menatap Soo Hyun di sebelahnya.
“Besok saja aku minta maafnya, sekarangkan
sudah malam aku ngantuk noona.” Ucap Soo Hyun malas sambil makin dalam
bersandar pada sofa.
PLAK...
Shin Hye memukul kepala Soo Hyun kencang,
alhasil Soo Hyun yang sedang berselonjor disofa spontan bangkit duduk.
“Aigo..., Kenapa Noona senang sekali memukul
kepala ku sih kan sakit.” Soo Hyun mengusap-usap kepalanya yang sakit.
“Itu pelajaran agar kau tidak berbuat bodoh
lagi. Belajarlah bertanggung jawab atas kesalahan mu Park Soo Hyun. Ayo cepat
minta maaf padanya. Atau aku perlu memukul mu lagi biar kantuk mu itu hilang.”
Shin Hye melipat tangannya didada sambil menatap kesal pada Soo Hyun.
“Hajima... aku sudah tidak ngantuk lagi kok.
Tapi noona, Inikan sudah malam dia pasti sudah tidur. Amerika ke Korea kan
tidak dekat dia pasti sangat lelah.” Ujar Soo Hyun mencari alasan. Sebenarnya
Soo Hyun terlalu gengsi atau lebih tepatnya malu untuk meminta maaf pada Eun
Jung. Makannya dia terus menunda-nunda untuk meminta maaf. Bagaimana dia bisa
minta maaf, bahkan untuk bertemu dengan orangnya saja dia sudah malu. Kenapa
dia harus sebodoh itu menuduh gadis itu sebagai pengganti ibu mereka sih. Kalau
saja dia tidak sesembrono itu, dia pasti tidak akan semalu ini.
“Aku baru saja dari kamarnya dia masih belum
tidur kok, lagi pula minta maaf kan Cuma beberapa detik tidak akan makan
waktu lama. Cepat sana pergi minta maaf!!”
“Iya, iya...dasar cerewet.” Soo Hyun bangkit
dari sofa dengan gerakan malas dan berjalan menaiki tangga untuk pergi ke kamar
Eun Jung yang terdapat dilantai dua.
Rumah keluarga Park terdiri dari 3 lantai.
Semua kamar difokuskan dilantai dua, ada lima kamar yang terdapat dilantai
dua. Kamar Seo Yoon, Shin Hye, Soo Hyun dan
kamar tuan Park juga satu kamar tamu. Sementara lantai tiga terdapat studio
foto kecil, tempat kerja bagi tuan Park. Kamar tamu kosong yang terdapat di
sebelah kamar Soo Hyun sekarang menjadi kamar milik Eun Jung.
Soo Hyun sekarang berada di depan pintu kamar
Eun Jung. Dia masih bingung apa yang harus dia lakukan, apa dia langsung saja
to the poin dan meminta maaf padanya. Atau haruskah dia berbasa-basi dulu pada
Eun Jung baru dia minta maaf, atau lebih baik dia tidak minta maaf saja dan
melupakan semua yang telah terjadi. Tidak itu pasti lebih buruk, noona pasti
akan membunuh ku kalau dia tahu aku tidak meminta maaf. Aigo bagaimana ini, aku
tidak berani mengetuk pintu kamarnya. Pikir Soo Hyun dalam hati.
Tiba-tiba saja terdengar suara orang yang
sedang berbicara dari dalam kamar Eun Jung. Sepertinya dia sedang
menelpon seseorang, benar kata noona dia memang
belum tidur.
Tapi kenapa dia tidak tidur sih, memangnya
tidak capek apa.Kalau dia tidur kan aku tidak perlu minta maaf sekarang. Gerutu
Soo Hyun dalam hati. Soo Hyun sedikit penasaran dengan apa yang sedang
dibicarakan Eun Jung di telepon, tercetus ide jail di kepalanya untuk menguping
pembicaraan Eunjung. Dia mencoba menempelkan telinganya didekat pintu kamar Eun
Jung dan mencuri dengar apa yang sedang terjadi.
“Yang perlu kau lakukan hanya bersabar dan
tutup mulut mu!” suara Eun Jung terdengar tenang tapi mematikan. Apa sih yang
dibicarakanya, pikir Soo Hyun masih kurang jelas mendengar. Dia semakin
menekankan telinganya pada pintu untuk lebih fokus mendengar.
“Pekerjaan itu membutuhkan tantangan, dan
insting ku mengatakan tantangan itu akan aku dapatkan di Styles. Lagi pula aku
kan juga membutuhkan suasana baru, sampai saat yang tepat jangan sampai orang
lain tahu keberadaan ku. Arasso?”
Styles? Maksudnya apa? Pikir Soo Hyun heran.
“Saat hasil pemotretan ku selsai semua orang
akan tahu keberadaan ku. Dan kau tidak perlu menutupinya lagi. Jadi
sabarlah...” Pemotretan? sebenarnya apa yang dia lakukan dengan Styles dan
pemotretan. Aku semakin tidak mengerti. Soo Hyun menggaruk-garuk kepalanya yang
tidak gatal, lalu kembali fokus mendengarkan.
“Minie, suara mu terdengar sayup-sayup
sepertinya sinyal di sini jelek. Hallo...hallo...hallo...” Eun Jung mengakhiri
pembicaraannya sambil tertawa kecil. Mini? Nama macam apa itu. Apa ada orang
dengan nama Minie seperti Minie Mouse. Ejek Soo Hyun masih sambil menepelkan
kupingnya di daun pintu.
Kenapa tidak terdengar lagi suara, apa
dia sudah selsai menelpon? Tanya Soo Hyun penasaran, dia semakin menekankan
telinganya pada pintu kamar Eun Jung. Soo Hyun terus berusaha untuk mendengar
suara dibalik kamar Eun Jung sambil bergantian telinga saat mencuri dengar.
Ketika Soo Hyun sedang berkonsentrasi untuk mendegarkan, tiba-tiba saja pintu
kamar Eun Jung terbuka dan Soo Hyun pun jatuh tersungkur.
“Aigho sakit...!!” teriak Soo Hyun kesakitan
karena jatuh tersungkur.
“Apa yang sedang kau lakukan di depan pintu
kamar ku?” Tanya Eun Jung sambil memandang Soo Hyun heran.
Melihat wajah heran Eun Jung, Soo Hyun langsung
buru-buru berdiri dan memasang tampang biasa seolah tidak terjadi apa-apa.
“Euhh...aku tadi sedang... sedang... sedang
mengejar kecoa.” ucap Soo Hyun berbohong.
“Kecoa? Mana kecoanya, biar aku bantu
membasminya.” Ujar Eun Jung semangat sambil melepas sandal kamarnya dan
memukul-mukulnya ketangan.
Dia yeoja atau bukan sih masa sama kecoa tidak
takut. Biasanya kan perempuan paling takut dengan yang namanya kecoa. Soo Hyun
menatap heran Eun Jung yang bersemangat untuk membantunya membasmi kecoa yang
nyatanya tidak ada.
“Tadi aku melihatnya di belakang pintu kamar
mu.” Sambil menunjuk ke arah pintu kamar Eun Jung.
“Terus sekarang kemana?” Tanya Eun Jung sambil
menunduk mencari.
“Sepertinya kecoa itu takut melihat mu makannya
dia langsung kabur saat kau buka pintu.“ Ledek Soo Hyun.
“Wajar dia takut pada ku, Kecoa kan memang
takut pada manusia. Beda lagi saat kecoa bertemu dengan sesama kecoa.” Saat Eun
Jung menyebu kecoa dia melirik Soo Hyun sambil tersenyum geli.
“Yaa kenapa kau menyebut kata kecoa sambil
melirik ku!” Soo Hyun menyadari pandangan Eun Jung.
“Aku tidak melirik mu.” Elak Eun Jung dengan
wajah sok polos.
“Tapi kau melirik ku sambil tertawa geli saat
bilang kata kecoa.” Tuduh Soo Hyun kesal.
“Tidak, kau saja yang merasa begitu.”
Shin Hye dan Seo Yoon tiba-tiba datang
menghampiri Soo Hyun dan Eun Jung yang sedang asik berdebat.
“Wah kelihatannya kalian sudah mulai akrab ya.”
Shin Hye tersenyum sambil menghampiri keduanya.
“Akrab dari mananya, noona tau dia menyamakan
ku dengan apa. Dengan Kecoa.” Jelas Soo Hyun kesal sambil mendelik pada Eun
Jung.
“Aku tidak bilang begitu, kau saja yang merasa
begitu.” Ujar Eun Jung dengan tampang sok polos.
“Onnie dan Oppa terlihat seperti sepasang
kekasih saja.” Ucap Seo Yoon polos.
“Terima kasih Seo Yoon, tapi oppa mu ini bukan
tipe ku. Aku tidak tertarik dengan seekor kecoa.” Eun Jung tersenyum sambil
mengelus kepala Seo Yoon.
“Mwo? Kau juga bukan tipe ku tau. Dan lihat kau
menyebut ku kecoakan, kali ini kau tidak bisa mengelak lagi Noona dan Seo Yoon
sebagai saksinya. Kalian tadi dengar kan..dengarkan??” Soo Hyun menuduh seperti
seorang anak kecil. Sambil menatap Seo Yoon dan Shin Hye bergantian meminta
dukungan.
“Soo Hyun-ah apa yang kau lakukan, kau ini
seperti anak kecil saja.” tegur Shin Hye pada Soo Hyun.
“hahah...” Eun Jung meledak tertawa saat
melihat ekspresi kesal Soo Hyun. Ternyata sedari tadi Eun Jung memang menggoda
Soo Hyun atau sengaja memancing kesal Soo Hyun. Dia memang senang saat Soo Hyun
mulai bersikap seperti itu, bersikap polos dan ceplas-ceplos. Membuatnya merasa
hal itu menarik baginya.
“Yaa!!kenapa kau tertawa?” tegur Soo Hyun
semakin kesal ketika mendengar Eun Jung tertawa.
“Tidakkah menurut mu kau itu sangat lucu. Kau
membuat ku selalu ingin tertawa.haha...” jelas Eun Jung masih dengan tawanya.
Kali ini Seo Yoon dan Shin Hye juga malah jadi ikut-ikutan tertawa melihat
kekesalan Soo Hyun.
“Argh...terserah kalian saja, tertawalah
sepuasnya. Dasar Yeoja.” Soo Hyun semakin kesal, dia pun beranjak dari
tempatnya dan pergi menuju kamarnya yang berada disebelah kamar Eun Jung. Soo
Hyun dengan kesal membanting pintu kamarnya dengan keras.
“Ada apa dengan dia apa dia tidak pernah
bercanda sebelumnya?” Tanya Eun Jung sambil menahan tawanya.
“Ach, sudahlah jangan hiraukan dia Soo Hyun
memang selalu seperti itu. Oiya, apa tadi dia sudah meminta maaf pada mu?”
tanya Shin Hye.
“Minta maaf, untuk apa? Tadi yang dia lakukan
hanya mengejar kecoa di depan pintu kamar ku.” ucap Eun Jung sambil tersenyum
mengingat kejadian tadi.
“Aish...anak itu, padahal tadi sudah ku suruh
dia untuk minta maaf karena sudah menuduh mu yang bukan-bukan.”
“Sudahlah, masalah itu aku tidak ambil pusing
kok. Lagi pula aku tidak menganggap itu sebuah kesalahan. Aku suka sikap
spontan dari Soo Hyun-ssi.” Ujar Eun Jung sambil tersenyum lebar.
“Tapi tetap saja dia itu salah. Besok aku akan
menegurnya.”
“Ghwencana, aku tidak ingin dia merasa tertekan
karena harus meminta maaf pada ku.”
“Kau ini baik sekali sih.” Shin Hye menepuk
bahu Eun Jung kagum.
“Oiya, Shin Hye onnie bekerja di majalah Styles
Korea yah?” tanya Eun Jung seperti baru teringat tentang hal itu.
“Iya, dari mana kau tahu?”
“Ajushi yang memberitahunya pada ku. Sepertinya
kita memang akan sering bertemu, aku mohon kerja samanya yah.” Eun Jung
tersenyum sambil membusurkan badannya secara formal.
Shin Hye mengedipkan matanya bingung bercampur
heran, tapi kemudian dia membalasnya dengan senyuman.
“Ah tidak usah seformal itu, kau kan akan
tinggal bersama kami berarti kau juga adalah keluarga kami.” Ucap Shin Hye
ramah.
“Onnie kita tidur sekarang yuk, aku sudah
ngantuk nih. Hwaa....mm!!” ucap Seo Yoon sambil menguap lebar.
Kedua gadis itu tertawa melihat tingkah polos
Seo Yoon. Dan akhirnya mereka bertiga pun saling mengucap salam dan masuk
kekamar mereka masing-masing. Saat Eun Jung masuk kekamarnya dia berhenti
sejenak sambil tersenyum dan berkata.
“Keluarga yang menarik.”
*****
Continue...
Gimana Chingu kali ini aku masukin Hyomin n
Taecyeon??
butuh comment dari kalian nich sesuatu yg
membangun bukan yg ngbashing ya kekeke..
maaf klo masih ada kekurangan namnya juga baru
>_<
Park Hyomin
Ok Taecyeon