Halaman

Minggu, 22 Januari 2012

Fanfiction Painting with my Camera part 2






Author: Annisa Cullen

Disclamer:
Semua karakter di dalam cerita ini adalah murni imajinasi dari author dan bukan karakter yang sesungguhnya. Nama-nama artis yang tertera hanyalah pinjaman semata. so don’t bashing dan flaming, this only fiction.

fanfiction ini hanya untuk dibaca bukan untuk di plagiat, jadi bagi para plagiaterz saya mohon enyahlah dari sini sekarang juga. Be a Creative, seseorang tidak akan maju kalau hanya selalu meniru tanpa bekerja keras.


Cast:
Kim Soo Hyun as Park Soo Hyun
Ham Eun Jung (T-Ara) as Ham Eun Jung
Ok Taecyeon (2PM) as Ok Taecyeon
Ahn Seo Hyun as Park Seo Yoon
Park Shin Hye as Park Shin Hye
Park Hyomin (T-ara) as Park Hyomin


“Anyeonghaseo... Ham Eun Jung imnida. Aku adalah keluarga baru kalian.” Ujar gadis itu sambil tersenyum penuh semangat.

“Mwo?!” Jawab Soo Hyun dan Shin Hye berbarengan. Shin Hye sampai tersedak dan Soo Hyun sampai menyenggol gelas berisi air di sampingnya. Sementara Seo Yoon bersikap tidak peduli dan terus melanjutkan makannya.

“Memangnya ayah kalian tidak memberi tahu sebelumnya?” Eun Jung menatap heran dengan ekpresi terkejut mereka.

*****

“Huk...Uhuk... Apa maksud mu dengan kau keluarga baru kami?” Tanya Shin Hye sambil terbatuk karena tersedak.
Soo Hyun mulai berfikir ngelantur, melihat dari cara gadis ini memperlakukan Seo Yoon dan memasakkan dia makanan juga perhatian dia kepada seo Yoon. Jangan-jangan ayahnya berniat untuk menikah lagi dengan gadis ini. Soo Hyun mulai membelalakan mata seolah baru menyadari kemungkinan itu.

“Jangan bilang kau adalah Omma baru kami.” tuduh Soo Hyun tiba-tiba.

Shin Hye menyemburkan air yang sedang di minumnya. Sedangkan Seo Yoon masih tetap tidak peduli dan berkonsentrasi dengan makanannya.

“Mwo?” Kali ini Eun Jung yang terkejut dengan ucapan Soo Hyun.

“Apa maksud mu dengan ibu baru? Umur dia bahkan lebih muda dari ku.” Jawab Shin Hye masih dengan ekspresi terkejut.

“Dari cara dia memperlakukan Seo Yoon tadi, sama persis seperti seorang ibu yang menaruh perhatian pada anaknya. Sudah mengaku saja, kau ingin menipu ayah ku dan menikahinya untuk merebut hartanya kan.” Tuduh Soo Hyun sambil menunjuk jari tangannya pada Eun Jung.

Awalnya Soo Hyun mengira bahwa Eun Jung akan menangis karena dia membekap mulutnya dengan kedua tangan. Tapi ternyata Eun Jung membekap mulutnya bukan untuk menangis melainkan berusaha menahan tawa.  Karena saking tidak bisa menahanya, Eun Jung pun akhirnya tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perut. Melihat tingkah Eun Jung, Shin Hye dan Soo Hyun saling pandang heran.

“haa...haa...kau bilang aku adalah calon ibu kalian...hahaha...yang benar saja...hahaha...” Ucap Eun Jung tidak jelas membuat Shin Hye dan Soo Hyun semakin heran. Gadis ini benar-benar aneh bagaimana bisa Appa memilih gadis seperti ini untuk menggantikan Omma. Pikir Soo Hyun sambil mendelik kesal.

Tiba-tiba saja suara musik maybe by Sunnye dari ponsel Soo Hyun berbunyi, di layar ponsel tercantum nama Abojie. Ternyata ayahnya menelpon langsung dari Amerika.

“Appa...!! apa sih yang Appa pikirkan dengan memilih gadis ini, umurnya bahkan tidak lebih tua dari ku tahu.” Cerocos Soo Hyun kesal tampa berbasa basi.

“Apakah kau sudah bertemu dengan Eun Jung-ah?” tanya ayahnya pada Soo Hyun yang sedikit heran dengan nada bicara Soo Hyun.

“Iya aku sudah bertemu dengannya, Pokonya aku tidak setuju dia menggantikan Omma!” Ucap Soo Hyun dengan nada tinggi.

“Menggantikan omma, apa maksud mu?” Ayahnya ikut meninggikan suaranya kaget bercampur heran.

“Loh, bukannya Appa berniat untuk menikah dengannya kan?” Soo Hyun mulai bingung dengan ucapan ayahnya yang terdengar tidak tahu apa-apa. Dia mulai berfikir, apa mungkin perkiraannya itu salah. Gawat kalau misalnya perkiraan dia terhadap Eun Jung ternyata salah.

“Bichosso...!” Ayahnya berteriak keras campuran antara marah dan kaget. Soo Hyun yang mendengarnya langsung menjauhkan telinganya dari ponsel.

“Ada apa dengan mu sampai kau berfikir yang tidak-tidak seperti itu tentang dia hah!” ucap ayahnya masih dengan nada suara yang keras.

“Apa kau langsung menuduh dia apa Eun Jung-ah tahu kau menuduhnya seperti itu?”

“Nee...”Jawab Soo Hyun lirih, dengan nada bersalah campur malu.

“Aish...Pabo chorom! Cepat minta maaf padanya, dia itu anak dari sahabat Appa di Amerika. Ommanya adalah sahabat dari almarhum Omma mu dulu. Karena dia tidak memiliki sanak saudara di Korea Ommanya menitipkan dia pada Appa. Jadi untuk sementara waktu dia akan tinggal bersama kalian. Tapi kau malah menuduhnya yang bukan-bukan. Dasar ceroboh, kau terlalu sering menonton drama.” Jelas ayahnya sambil memarahi Soo Hyun.

“Itu juga kan salah Appa, kenapa Appa tidak memberitahu ku sebelumnya. Kalau Appa memberitahu, hal ini pasti tidak akan terjadi.” Ucap Soo Hyun membeladiri.

“Apa maksud mu Appa tidak memberi tahu, beberapa jam yang lalu Appa sudah memberitahu Seo Yoon tentang kedatangan Eun Jung. Apa Seo Yoon tidak memberitahumu dan Shin Hye?”

“Mwo? Dia tidak memberitahu apapun.”

“Seo Yoon-ah...!! Kenapa kau tidak memeberi tahu Oppa tentang pesan Appa!” Soo Hyun menatap Seo Yoon kesal.

“Oppa tidak bertanya pada ku sebelumnya.” Jawab Seo Yoon polos tampa dosa sambil mengunyah makanan yang memenuhi mulutnya. Soo Hyun bersungut kesal pada maknaenya itu.                                                                          

“Soo Hyun-ah, cepat berikan ponsel mu pada Eun Jung. Appa ingin bicara padanya!” Ucap ayahnya tegas.

Soo Hyun menyodorkan ponselnya pada Eun Jung, yang langsung Eun Jung terima. Wajah Eun Jung masih tersenyum geli melihat ekspresi Soo Hyun yang merasa bersalah bercampur malu.

“Yeoboeseyo...” Eun Jung menjawab telponnya.

“Eun Jung-ah, Aku benar-benar minta maaf karena Soo Hyun sudah menuduh mu yang bukan-bukan. Dia memang terkadang bodoh dan tidak berpikir panjang tapi dia sebenarnya anak yang baik. Mian, atas kesalahan Soo Hyun-ah ya...”

“Ghwencana, aku menyukai keluarga Ajushi, mereka sangat menyenangkan dan membuat ku tidak berhenti tertawa. Aku rasa aku akan senang tinggal disini. Ajushi, you have a good family.” Puji Eun Jung. Dia memang menyukai keluarga ini. Karena dia berpikir mungkin akan menarik tinggal dengan keluarga seramai ini. Eun Jung berfikir seperti itu karena dia adalah anak satu-satunya. Ayah dan ibunya sangat menyayangi Eun Jung mereka begitu menyayanginya karena kelahiran Eun Jung sangat di nanti-nanti selama sepuluh tahun pernikahan keluarga Ham.

“Haha...terima kasih Eun Jung-ah kau membuat ku tersanjung. Tapi aku senang kalau kau menyukai mereka, aku harap kau betah disana. Jangan sungkan pada mereka anggap saja mereka keluarga mu sendiri. Boleh aku berbicara pada Shin Hye?”

“Tentu saja..” Eun Jung memberikan ponselnya pada Shin Hye.

“Nee, Appa...” sahut Shin Hye.

“Shin Hye-ah, Ham Eun Jung-ssi adalah anak dari sahabat Omma mu dulu dia akan tinggal bersama kalian untuk sementara waktu. Dan Karena usianya masih 17 tahun dia masih diwajibkan untuk bersekolah, jadi Eun Jung akan bersekolah di sekolah yang sama dengan Soo Hyun. Appa harap kalian bisa bersikap baik padanya. Appa rasa hanya segitu pesan Appa pada kalian, jangan lupa kau ingatkan Soo Hyun untuk meminta maaf padanya. Appa harus kembali bekerja, soalnya pemotretan kali ini out door jadi Appa harus berpindah-pindah tempat. Sepertinya Appa akan sedikit jarang menghubungi kalian. Dan jangan lupa jaga diri kalian, jangan lupa makan dan tidurlah tepat waktu.” Jelas Ayahnya panjang lebar, sementara Shin Hye hanya tersenyum mendengar perhatian ayahnya terhadap mereka.

“Appa ini cerewet sekali. Iya kami akan menjaga diri, tenang saja. Dan masalah Eun Jung-ssi Appa tidak usah khawatir kami akan menganggapnya seperti keluarga kami sendiri.” ujar Shin Hye sambil tersenyum.

“Haha...kalau saja Omma mu masih ada pasti dia yang lebih cerewet dari Appa. Yasudah Appa harus memutus sambungannya sekarang. Sharangheyo.”

“Saranghe Appa...” Ucap Shin Hye tulus, dan sambungan pun terputus.


*****


~New York City, Amerika Serikat~

Siang itu di pusat Kota New York Amerika Serikat, seorang pria berkebangsaan Korea sedang berbincang di sebuah Coffee Shop bersama seorang temannya. Sementara para gadis disekitarnya berbisik membicarakan orang Korea itu sambil tertawa genit.

“Hei lihat bukan kah itu Ok Taecyeon model sekaligus repper itu kan.” Bisik seorang gadis pada temannya yang berada di bangku sebelah Taecyeon.

“Iya benar, aku baru sadar ternyata dia aslinya lebih keren dari pada di majalah. Lihat badannya, ya Tuhan ototnya benar-benar terbentuk sempurna.” Timpal gadis bule berambut pirang di sebelahnya sambil menahan jeritan.

“Terus siapa gadis di sebelahnya, apa dia pacarnya? Sayang sekali kalau dia sudah punya pacar.”Gadis-gadis di Coffee Shop mulai berbisik ribut sambil memandangi Taecyeon dengan penuh kagum. Sementara orang yang dibicarakan tidak peduli dengan keadaan sekitarnya dan malah asik berbicara dengan temannya.

“Ayolah Hyomin-ah katakan pada ku dia pergi kemana?” Tanya Taecyeon pada Park Hyomin temannya.

“Sudah ku bilang aku tidak tahu, kenapa kau masih tidak percaya juga sih.” Ucap Hyomin gadis eksentrik berpenampilan cantik itu.Park Hyomin adalah seorang desainer Korea yang namanya sudah dikenal di dunia Barat.

“Bohong, Kau itu sahabatnya mana mungkin kau tidak tahu.” Ucap Taecyeon tidak percaya.

“Aku ini sahabatnya bukan GPSnya. Jadi mana mungkin aku tahu dia berada dimana. Sudahlah aku sibuk, aku harus merancang gaun pengantin untuk pernikahan putri perdanamentri. Thanks, atas traktiranya.” Ujar Hyomin sambil bergegas pergi sebelum Taecyeon mencegahnya. Kentara sekali dia ingin menghindari Taecyeon.

“Aku tidak akan menyerah untuk terus mendesak mu Hyomin-ah!” Teriak Taecyeon pada sosok Hyomin yang sudah mulai mejauh.


*****


~Beberapa jam kemudian~
~Butik Summit, Manhattan NYK. Amerika Serikat~

Butik Summit adalah sebuah gedung kecil berlantai tiga dengan interior klasik. Summit adalah butik ternama di Manhattan, rancangannya dapat disejajarkan dengan karya-karya besar seperti Dolce and Gabbana, Chanel, bahkan Gucci. Beberapa artis ternama Hollywod seperti Kristen Stewert, Ashley Greene, dan Elizabet Reaser bahkan pernah memakai rancanganya. Summit adalah butik yang khusus mengeluarkan rancangan karya-karya Park Sun Young atau yang biasa dikenal dengan panggilan Park Hyomin.

Hyomin berada di lantai dua, sedang merancang seketsa gaun pengantin di ruang kerjanya. Dia membuat kerangka desain terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan pola bagian gaun . Dan sentuhan akhirnya dia baru menambahkan warna dan ornamen pada gaun tersebut.

“Ivy tolong ambilkan aku beberapa contoh kain! Aku perlu memilih bahan apa yang cocok untuk gaun ini.” Perintah Hyomin pada asistennya Ivana gadis berkebangsaan Jerman yang juga sedang sibuk membuat pola pada kain untuk gaun yang lain.

Ivana lalu beranjak dari ruangan untuk mengambil beberapa bahan yang di minta oleh atasanya di lantai tiga tempat bahan kain dan semacamnya disimpan.

Beberapa menit kemudian seseorang masuk sambil membawakan contoh kain.

“Ini...” Jawab suara ng-bass sambil menyerahkan contoh kain ketangan Hyomin.

Hyomin menerima potongan-potongan kain itu tanpa menoleh, tapi dia merasa heran kenapa suara Ivana yang biasanya terdengar lembut malah terdengar ngbass seperti suara lelaki.

“Apa kau sakit Ivy, suara mu berubah?” Saat Hyomin mendongak untuk melihat Ivana dia terlonjak kaget karena Taecyeon sudah berada dihadapannya sambil tersenyum lebar.

“Ommonie...” Teriak Hyomin kaget. Taecyeon tertawa terpingkal-terpingkal melihat ekspresi kaget Hyomin. Sementara Hyomin masih mengelus-elus dadanya menenangkan jantungnya yang berdetak cepat karena terkejut.

“Apa yang kau lakukan disini bodoh, kau membuat ku hapir mati jantungan.” Hyomin memukul-mukul Taecyeon kesal karena ulahnya.

“Sudah..sudah...aku minta maaf...aku  minta maaf.” Ujar Taecyeon sambil memohon ampun.

“Dimana Ivy, kenapa kau bisa ada disini hah?” tanya Hyomin masih dengan nada kesal tapi kali ini dia berhenti memukul.

“Aku menyuruhnya mengerjakan perkejaan lain.” Ujar Taecyeon acuh. Dia berjalan ke arah patung manekin dan memain-mainkan tangannya seolah mengajak berdansa.

“Taecyeon-ah aku sekarang sedang sibuk tidak bisa menemani mu bermain, Jadi pergilah!” Ucap Hyomin seakan Taecyeon adalah anak kecil yang datang untuk mengajaknya bermain.

“Yaa kau pikir aku anak kecil. Kau sudah tahu apa maksud kedatangan ku kemari jadi kenapa harus terus menghindari ku sih.” Lagi-lagi Taecyeon menyengir memperlihatkan deretan gigi putihnya yang rapih sambil tak berhenti menari dengan manekinnya.

“Akhh...lakukan saja sesuka mu acak-acak saja butik ku kalau kau mau, aku tidak peduli.” Saking frustasinya Hyomin pun pergi dari hadapan Taecyeon.

“Yaa...Hyomin-ah kau mau kemana?” tanya Taecyeon sambil berhenti mengotak atik manekin.

“Ke toilet, apa kau mau mengikuti ku juga sampai sana hah?!” tantang Hyomin kesal pada Taecyeon.

Taecyeon hanya memberikan senyum lebarnya dan kembali mengotak atik manekin seperti anak kecil.
Saat di Toilet Hyomin bukannya berniat untuk buang air, melainkan dia menelepon seseorang melalui ponselnya.

“Ya Minie, ada apa?” jawab seorang wanita dari sebrang sana.

“EJ, aku sudah tidak tahan. Taecyeon membuat ku gila, dia terus mendatangi butik ku dan mengikuti kemanapun aku pergi. Belum lagi para model mu dan orang-orang dari BAZAAR mereka semua mencari mu.” Keluh Hyomin pada EJ.

“Ternyata dia masih tetap saja keras kepala. Cobalah untuk bertahan Minie, kau kan sudah biasa menghadapi orang-orang yang mencari ku seperti itu. Pokonya jangan sampai ada orang yang tahu keberadaan ku. .” Ujar EJ dengan nada tenang tapi terdengar mengancam.

Hyomin tahu betul apa yang akan di lakukan EJ padanya, Imajinasinya mulai berkembang dan dia mulai membayangkan EJ yang mencekik dia di catwalk saat peragaan busananya berlangsung. Hal itu  membuat bulu kuduknya merinding, dia bergidig membayangkan hal itu terjadi dan berusaha menepis bayangan itu dengan menggelengkan kepalanya dan mengibas-ngibas tangan di atas kepalanya.

“Terus aku harus bagaimana?” Keluhnya dengan nada suara manja dan putus asa.

“Yang perlu kau lakukan hanya bersabar dan tutup mulut mu!” saran EJ yang terdengar tenang tapi mematikan.

“Sebenarnya apa sih yang kau rencanakan? Kau menerima pekerjaan di majalah Style Korea dan menolak tawaran BAZZAR apa kau gila. Apa kau tidak tahu majalah itu mendapat predikat buruk karena sekandal CEOnya dengan seorang model terungkap. Sudahlah sebaiknya kau kembali saja ke Amerika untuk apa kau berada disana?” Pinta Hyomin pada EJ dengan nada suara memelas. Yang mengetahui keberadaan EJ memang hanya Hyomin seorang, dia adalah sahabat terdekat sekaligus orang yang paling EJ percaya.

“Pekerjaan itu membutuhkan tantangan, dan insting ku mengatakan tantangan itu akan aku dapatkan di Style. Lagi pula aku kan juga membutuhkan suasana baru, sampai saat yang tepat jangan sampai orang lain tahu keberadaan ku. Arasso?”Jelas EJ pada Hyomin sambil memberi penekanan di akhir kalimatnya.

“Saat yang tepat itu kapan, aku sudah mulai merasa akan gila nih. Kau ini, selalu saja seperti itu kau sih enak tidak harus menghadapi orang-orang yang selalu datang ke butik ku untuk mencari mu. Sementara aku harus memikirkan berjuta alasan untuk menghadapi mereka.” Hyomin gembar-gembor mengeluhkan kekesalannya.

“Saat hasil pemotretan ku selsai semua orang akan tahu keberadaan ku. Dan kau tidak perlu menutupinya lagi. Jadi sabarlah...” ujar EJ menenangkan

“Terus sekarang apa yang harus aku lakukan dengan Taecyeon?” tanya Hyomin benar-benar bingung apa yang harus dilakukannya.

“Ammm...” EJ terdengar sedang berpikir dia juga sebenarnya bingun harus apa. Tapi tiba-tiba saja EJ tersenyum jail.

 “Minie, suara mu terdengar sayup-sayup sepertinya sinyal di sini jelek. Hallo...hallo...hallo...” Ucap EJ sambil setengah berteriak. Terdengar sekali bahwa dia sedang berbohong dan mencari alasan untuk cepat-cepat mengakhiri percakapannya dengan Hyomin. Sambungan mereka pun akhirnya terputus.

“Hallo EJ, EJ...!! Aish... anak ini sungguh membuat ku kesal. Aku malah jadi bingung mana yang lebih membuat ku kesal, EJ atau Taecyeon. Aigho, apa yang harus aku lakukan sekarang kalau begitu..”

Hyomin memasukan Ponselnya ke tas tanganya dan berniat untuk keluar dari toilet. Dan ternyata, Taecyeon sedang bersandar di tiang pintu sambil melipat tangannya. Sepertinya dari tadi dia menunggu Hyomin di depan pintu Toilet.

“Kyaa..!!” Jerit Hyomin sambil tersentak kaget.

“Yaa... Sedang apa kau di depan Toilet perempuan?” Teriak Hyomin kesal karena dua kali dibuat kaget.Sepertinya Taecyeon memiliki hoby untuk selalu muncul tiba-tiba.

Tampa mempedulikan amukan Hyomin Taecyeon tersenyum dan berkata.

“Style Magazine, berarti dia berada di Korea ya? Terima kasih, atas infonya Hyomin-ah.” Taecyeon pergi meninggalkan Hyomin dengan senyum puas. Gothca, akhirnya aku tau keberadaan mu, hanya tinggal masalah waktu saja aku menemukan mu EJ. Ujar Taecyeon dalam hati.

“Mati aku, jangan-jangan dia tadi menguping pembicaraan ku dengan EJ. Sial, sekarang EJ pasti akan melancarkan ancamannya pada ku. Dia pasti akan membunuhku. Argh...!!” Hyomin mengacak-ngacak rambutnya frutasi.


*****


~Seoul, Korea Selatan (malam hari)~
~Kediaman Keluarga Park~


Di ruang keluarga, Soo Hyun sedang menemani Seo Yoon menonton tv. Seo Yoon tidur tengkurap sambil menopang dagu dikarpet dan menghadap kelayar tv. Sementara Soo Hyun bersandar malas disofa.

“Seo Yoon-ah, ayo tidur nanti kau bisa terlambat kesekolah besok!” Ujar Shin Hye yang tiba-tiba datang dan duduk di sofa di sebelah Soo Hyun. Shin Hye sekarang sudah berganti pakaian dengan piama sutra.

“Iya Onnie sebentar lagi.” Seo Yoon masih tetap fokus menonton “Running Man” acara tv kesukanya sambil sesekali tertawa karena adegannya yang lucu.

“Soo Hyun, kau sudah minta maaf pada Eun Jung-ssi belum?” tanya Shin Hye saat menatap Soo Hyun di sebelahnya.

“Besok saja aku minta maafnya, sekarangkan sudah malam aku ngantuk noona.” Ucap Soo Hyun malas sambil makin dalam bersandar pada sofa.

PLAK...

Shin Hye memukul kepala Soo Hyun kencang, alhasil Soo Hyun yang sedang berselonjor disofa spontan bangkit duduk.

“Aigo..., Kenapa Noona senang sekali memukul kepala ku sih kan sakit.” Soo Hyun mengusap-usap kepalanya yang sakit.

“Itu pelajaran agar kau tidak berbuat bodoh lagi. Belajarlah bertanggung jawab atas kesalahan mu Park Soo Hyun. Ayo cepat minta maaf padanya. Atau aku perlu memukul mu lagi biar kantuk mu itu hilang.” Shin Hye melipat tangannya didada sambil menatap kesal pada Soo Hyun.

“Hajima... aku sudah tidak ngantuk lagi kok. Tapi noona, Inikan sudah malam dia pasti sudah tidur. Amerika ke Korea kan tidak dekat dia pasti sangat lelah.” Ujar Soo Hyun mencari alasan. Sebenarnya Soo Hyun terlalu gengsi atau lebih tepatnya malu untuk meminta maaf pada Eun Jung. Makannya dia terus menunda-nunda untuk meminta maaf. Bagaimana dia bisa minta maaf, bahkan untuk bertemu dengan orangnya saja dia sudah malu. Kenapa dia harus sebodoh itu menuduh gadis itu sebagai pengganti ibu mereka sih. Kalau saja dia tidak sesembrono itu, dia pasti tidak akan semalu ini.

“Aku baru saja dari kamarnya dia masih belum tidur kok,  lagi pula minta maaf kan Cuma beberapa detik tidak akan makan waktu lama. Cepat sana pergi minta maaf!!”

“Iya, iya...dasar cerewet.” Soo Hyun bangkit dari sofa dengan gerakan malas dan berjalan menaiki tangga untuk pergi ke kamar Eun Jung yang terdapat dilantai dua.

Rumah keluarga Park terdiri dari 3 lantai. Semua kamar difokuskan dilantai dua, ada lima kamar yang terdapat dilantai
dua. Kamar Seo Yoon, Shin Hye, Soo Hyun dan kamar tuan Park juga satu kamar tamu. Sementara lantai tiga terdapat studio foto kecil, tempat kerja bagi tuan Park. Kamar tamu kosong yang terdapat di sebelah kamar Soo Hyun sekarang menjadi kamar milik Eun Jung.

Soo Hyun sekarang berada di depan pintu kamar Eun Jung. Dia masih bingung apa yang harus dia lakukan, apa dia langsung saja to the poin dan meminta maaf padanya. Atau haruskah dia berbasa-basi dulu pada Eun Jung baru dia minta maaf, atau lebih baik dia tidak minta maaf saja dan melupakan semua yang telah terjadi. Tidak itu pasti lebih buruk, noona pasti akan membunuh ku kalau dia tahu aku tidak meminta maaf. Aigo bagaimana ini, aku tidak berani mengetuk pintu kamarnya. Pikir Soo Hyun dalam hati.

Tiba-tiba saja terdengar suara orang yang sedang berbicara dari dalam kamar Eun Jung. Sepertinya dia sedang
menelpon seseorang, benar kata noona dia memang belum tidur.

Tapi kenapa dia tidak tidur sih, memangnya tidak capek apa.Kalau dia tidur kan aku tidak perlu minta maaf sekarang. Gerutu Soo Hyun dalam hati. Soo Hyun sedikit penasaran dengan apa yang sedang dibicarakan Eun Jung di telepon, tercetus ide jail di kepalanya untuk menguping pembicaraan Eunjung. Dia mencoba menempelkan telinganya didekat pintu kamar Eun Jung dan mencuri dengar apa yang sedang terjadi.

“Yang perlu kau lakukan hanya bersabar dan tutup mulut mu!” suara Eun Jung terdengar tenang tapi mematikan. Apa sih yang dibicarakanya, pikir Soo Hyun masih kurang jelas mendengar.  Dia semakin menekankan telinganya pada pintu untuk lebih fokus mendengar.

 “Pekerjaan itu membutuhkan tantangan, dan insting ku mengatakan tantangan itu akan aku dapatkan di Styles. Lagi pula aku kan juga membutuhkan suasana baru, sampai saat yang tepat jangan sampai orang lain tahu keberadaan ku. Arasso?”

Styles? Maksudnya apa? Pikir Soo Hyun heran.

“Saat hasil pemotretan ku selsai semua orang akan tahu keberadaan ku. Dan kau tidak perlu menutupinya lagi. Jadi sabarlah...” Pemotretan? sebenarnya apa yang dia lakukan dengan Styles dan pemotretan. Aku semakin tidak mengerti. Soo Hyun menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, lalu kembali fokus mendengarkan.

“Minie, suara mu terdengar sayup-sayup sepertinya sinyal di sini jelek. Hallo...hallo...hallo...” Eun Jung mengakhiri pembicaraannya sambil tertawa kecil. Mini? Nama macam apa itu. Apa ada orang dengan nama Minie seperti Minie Mouse. Ejek Soo Hyun masih sambil menepelkan kupingnya di daun pintu.

Kenapa tidak terdengar lagi suara,  apa dia sudah selsai menelpon? Tanya Soo Hyun penasaran, dia semakin menekankan telinganya pada pintu kamar Eun Jung. Soo Hyun terus berusaha untuk mendengar suara dibalik kamar Eun Jung sambil bergantian telinga saat mencuri dengar. Ketika Soo Hyun sedang berkonsentrasi untuk mendegarkan, tiba-tiba saja pintu kamar Eun Jung terbuka dan Soo Hyun pun jatuh tersungkur.

“Aigho sakit...!!” teriak Soo Hyun kesakitan karena jatuh tersungkur.

“Apa yang sedang kau lakukan di depan pintu kamar ku?” Tanya Eun Jung sambil memandang Soo Hyun heran.
Melihat wajah heran Eun Jung, Soo Hyun langsung buru-buru berdiri dan memasang tampang biasa seolah tidak terjadi apa-apa.

“Euhh...aku tadi sedang... sedang... sedang mengejar kecoa.” ucap Soo Hyun berbohong.

“Kecoa? Mana kecoanya, biar aku bantu membasminya.” Ujar Eun Jung semangat sambil melepas sandal kamarnya dan memukul-mukulnya ketangan.

Dia yeoja atau bukan sih masa sama kecoa tidak takut. Biasanya kan perempuan paling takut dengan yang namanya kecoa. Soo Hyun menatap heran Eun Jung yang bersemangat untuk membantunya membasmi kecoa yang nyatanya tidak ada.

“Tadi aku melihatnya di belakang pintu kamar mu.” Sambil menunjuk ke arah pintu kamar Eun Jung.

“Terus sekarang kemana?” Tanya Eun Jung sambil menunduk mencari.

“Sepertinya kecoa itu takut melihat mu makannya dia langsung kabur saat kau buka pintu.“ Ledek Soo Hyun.

“Wajar dia takut pada ku, Kecoa kan memang takut pada manusia. Beda lagi saat kecoa bertemu dengan sesama kecoa.” Saat Eun Jung menyebu kecoa dia melirik Soo Hyun sambil tersenyum geli.

“Yaa kenapa kau menyebut kata kecoa sambil melirik ku!” Soo Hyun menyadari pandangan Eun Jung.

“Aku tidak melirik mu.” Elak Eun Jung dengan wajah sok polos.

“Tapi kau melirik ku sambil tertawa geli saat bilang kata kecoa.” Tuduh Soo Hyun kesal.

“Tidak, kau saja yang merasa begitu.”
Shin Hye dan Seo Yoon tiba-tiba datang menghampiri Soo Hyun dan Eun Jung yang sedang asik berdebat.

“Wah kelihatannya kalian sudah mulai akrab ya.” Shin Hye tersenyum sambil menghampiri keduanya.

“Akrab dari mananya, noona tau dia menyamakan ku dengan apa. Dengan Kecoa.” Jelas Soo Hyun kesal sambil mendelik pada Eun Jung.

“Aku tidak bilang begitu, kau saja yang merasa begitu.” Ujar Eun Jung dengan tampang sok polos.

“Onnie dan Oppa terlihat seperti sepasang kekasih saja.” Ucap Seo Yoon polos.

“Terima kasih Seo Yoon, tapi oppa mu ini bukan tipe ku. Aku tidak tertarik dengan seekor kecoa.” Eun Jung tersenyum sambil mengelus kepala Seo Yoon.

“Mwo? Kau juga bukan tipe ku tau. Dan lihat kau menyebut ku kecoakan, kali ini kau tidak bisa mengelak lagi Noona dan Seo Yoon sebagai saksinya. Kalian tadi dengar kan..dengarkan??” Soo Hyun menuduh seperti seorang anak kecil. Sambil menatap Seo Yoon dan Shin Hye bergantian meminta dukungan.

“Soo Hyun-ah apa yang kau lakukan, kau ini seperti anak kecil saja.” tegur Shin Hye pada Soo Hyun.

“hahah...” Eun Jung meledak tertawa saat melihat ekspresi kesal Soo Hyun. Ternyata sedari tadi Eun Jung memang menggoda Soo Hyun atau sengaja memancing kesal Soo Hyun. Dia memang senang saat Soo Hyun mulai bersikap seperti itu, bersikap polos dan ceplas-ceplos. Membuatnya merasa hal itu menarik baginya.

“Yaa!!kenapa kau tertawa?” tegur Soo Hyun semakin kesal ketika mendengar Eun Jung tertawa.

“Tidakkah menurut mu kau itu sangat lucu. Kau membuat ku selalu ingin tertawa.haha...” jelas Eun Jung masih dengan tawanya. Kali ini Seo Yoon dan Shin Hye juga malah jadi ikut-ikutan tertawa melihat kekesalan Soo Hyun.

“Argh...terserah kalian saja, tertawalah sepuasnya. Dasar Yeoja.” Soo Hyun semakin kesal, dia pun beranjak dari tempatnya dan pergi menuju kamarnya yang berada disebelah kamar Eun Jung. Soo Hyun dengan kesal membanting pintu kamarnya dengan keras.

“Ada apa dengan dia apa dia tidak pernah bercanda sebelumnya?” Tanya Eun Jung sambil menahan tawanya.

“Ach, sudahlah jangan hiraukan dia Soo Hyun memang selalu seperti itu. Oiya, apa tadi dia sudah meminta maaf pada mu?” tanya Shin Hye.

“Minta maaf, untuk apa? Tadi yang dia lakukan hanya mengejar kecoa di depan pintu kamar ku.” ucap Eun Jung sambil tersenyum mengingat kejadian tadi.

“Aish...anak itu, padahal tadi sudah ku suruh dia untuk minta maaf karena sudah menuduh mu yang bukan-bukan.”

“Sudahlah, masalah itu aku tidak ambil pusing kok. Lagi pula aku tidak menganggap itu sebuah kesalahan. Aku suka sikap spontan dari Soo Hyun-ssi.” Ujar Eun Jung sambil tersenyum lebar.

“Tapi tetap saja dia itu salah. Besok aku akan menegurnya.”

“Ghwencana, aku tidak ingin dia merasa tertekan karena harus meminta maaf pada ku.”

“Kau ini baik sekali sih.” Shin Hye menepuk bahu Eun Jung kagum.

“Oiya, Shin Hye onnie bekerja di majalah Styles Korea yah?” tanya Eun Jung seperti baru teringat tentang hal itu.

“Iya, dari mana kau tahu?”

“Ajushi yang memberitahunya pada ku. Sepertinya kita memang akan sering bertemu, aku mohon kerja samanya yah.” Eun Jung tersenyum sambil membusurkan badannya secara formal.
Shin Hye mengedipkan matanya bingung bercampur heran, tapi kemudian dia membalasnya dengan senyuman.

“Ah tidak usah seformal itu, kau kan akan tinggal bersama kami berarti kau juga adalah keluarga kami.” Ucap Shin Hye ramah.

“Onnie kita tidur sekarang yuk, aku sudah ngantuk nih. Hwaa....mm!!” ucap Seo Yoon sambil menguap lebar.
Kedua gadis itu tertawa melihat tingkah polos Seo Yoon. Dan akhirnya mereka bertiga pun saling mengucap salam dan masuk kekamar mereka masing-masing. Saat Eun Jung masuk kekamarnya dia berhenti sejenak sambil tersenyum dan berkata.

“Keluarga yang menarik.”

*****

Continue...

Gimana Chingu kali ini aku masukin Hyomin n Taecyeon??
butuh comment dari kalian nich sesuatu yg membangun bukan yg ngbashing ya kekeke..
maaf klo masih ada kekurangan namnya juga baru >_<




Park Hyomin

Ok Taecyeon